Banjarnegara – Trauma masih dirasakan keluarga korban
longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Banjarnegara.
Ketua Ikatan Psikolog
Klinis Jawa Tengah, Gones Saptowati, menekankan pentingnya penanganan
psikologis secara terpadu agar pemulihan korban berjalan efektif dan
terkoordinasi.
Menurut Gones, setiap
penyintas memiliki kondisi psikologis berbeda, terutama mereka yang kini
tinggal di pengungsian. Karena itu, pendekatan yang terstruktur dan terpadu
sangat diperlukan.
“Kami telah melakukan
assessment di lokasi, hasilnya ada 3 anak dari 38 anak yang terindikasi dalam
kondisi kurang nyaman dan reaksi normal dalam situasi tidak normal,” ujarnya
saat melakukan intervensi di SDN 2 Pandanarum.
Lakukan Art Therapy
hingga Pemantauan Khusus
Sebagai pengurus PMI
Banjarnegara, Gones menjelaskan bahwa proses pemulihan memerlukan pendampingan
berkesinambungan, termasuk intervensi khusus bagi para pengungsi.
“Kami juga sudah
melakukan intervensi terhadap para korban, dimana ada beberapa metode yang kami
lakukan, seperti art teraphy dan attensi atau perhatian khusus, hal ini
dilakukan untuk menemukan gejala serius yang dialami oleh penyintas,” katanya.
Gones menyebut
pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga, mulai dari psikolog
Polri, RSUD Banjarnegara, hingga organisasi sosial lainnya.
Kolaborasi ini
dibutuhkan karena penanganan psikologis tidak dapat dilakukan secara parsial.
“Kami berencana
memasilitasi kegiatan pemulihan kondisi psikologis penyintas secara terpadu
sesuai dengan prosedur serta program yang terencana,” katanya.
Tak Hanya Anak,
Pendampingan Juga untuk Orang Dewasa
Melalui intervensi
ini, layanan pemulihan diharapkan tidak hanya menyasar anak-anak, tetapi juga
orang dewasa yang membutuhkan konseling berkelanjutan.
“Konseling dan
Intervensi Psikologi individual rujukan dari Puskesmas juga kami lakukan
sebagai salah satu bentuk pendampingan dan dilakukan secara berkala,” katanya.

0 Komentar