BANJARNEGARA – Sebuah
langkah signifikan dilakukan dalam penanganan sampah pascabencana di Situkung,
Pandanarum, Banjarnegara.
Lebih dari 10 kuintal
sampah berhasil dimusnahkan hanya dalam satu hari dengan memanfaatkan teknologi
pembakar sederhana.
Inisiatif ini
dilaksanakan oleh tim Water, Sanitation and Hygiene (WASH) Palang Merah
Indonesia (PMI) di lapangan SMPN 1 Pandanarum, Jumat (21/11).
Menurut Humas PMI
Banjarnegara, M Alwan Rifai, sampah yang dimusnahkan bersumber dari berbagai
titik pengungsian, pos relawan, dapur umum, serta lingkungan sekitar.
“Tim WASH menyapu dan
mengumpulkan sampah sebelum memilah dan membakarnya menggunakan tungku pembakar
dengan metode penguapan,” ujarnya.
Sebelum alat pemusnah dipasang, PMI
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memastikan bahwa aspek
keamanan, kesehatan, dan dampak lingkungan telah dipertimbangkan secara matang.
“Modelnya sangat
sederhana, seluruh sampah dikumpulkan, kemudian dipilah dan dimasukkan ke dalam
tungku pembakar berbahan bakar oli bekas,” jelas Alwan.
Teknologi pemusnahan
yang digunakan bukanlah hal baru bagi tim PMI. Sebelumnya, metode ini telah
diterapkan dalam operasi kebencanaan di Kabupaten Brebes dan Purbalingga.
“Ini merupakan solusi
cepat untuk mengurai sampah tanpa meninggalkan residu berbahaya. Teknologi ini
aman karena memanfaatkan filtrasi dan uap air sehingga lebih ramah lingkungan,”
tambah Alwan.
Di tengah keterbatasan
akses menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA), PMI juga menggalang dukungan dari
relawan dan masyarakat setempat untuk membantu dalam proses pengelolaan sampah
selama masa tanggap darurat ini.
“Kami mengajak
masyarakat untuk mengemas sampah organik maupun anorganik ke dalam trash bag
dan membawanya ke lapangan SMPN 1 Pandanarum agar dapat kami musnahkan,”
tuturnya seraya berharap agar langkah ini mampu mencegah penumpukan sampah di
area bencana sekaligus menjaga kebersihan lingkungan serta menekan potensi
penyebaran penyakit.
Inovasi penggunaan
teknologi pembakar sederhana ini mendapat tanggapan positif dari berbagai
pihak.
Dalam situasi darurat
seperti pascabencana, kecepatan dan efisiensi penanganan menjadi kunci utama.
Dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada secara maksimal, PMI menunjukkan bahwa solusi lokal yang
inovatif dapat menjadi jawaban atas tantangan besar yang dihadapi masyarakat.
Penting untuk dicatat
bahwa pemanfaatan teknologi semacam ini tidak hanya mengurangi volume sampah
tetapi juga mencegah terjadinya polusi lebih lanjut.
Melalui proses
penguapan dan filtrasi yang diterapkan pada tungku pembakar tersebut, residu
berbahaya dapat diminimalisir hingga nyaris tidak ada.
Metode ini memberikan
alternatif bagi daerah-daerah yang mengalami kesulitan akses ke fasilitas
pengolahan sampah konvensional.
PMI berharap bahwa
upaya mereka tidak hanya memberikan dampak jangka pendek tetapi juga membangun
kesadaran jangka panjang mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang tepat bagi
keberlanjutan lingkungan hidup.

0 Komentar