DAPUR UMUM PMI TDB Clapar

Sehari Masak Ratusan Nasi Bungkus

MADUKARA - Kondisi lokasi bencana tanah bergerak di Desa Clapar Kecamatan Madukara, Banjarnegara yang makin parah membuat kinerja pihak terkait makin ketat. Jumlah rumah yang rusak makin banyak sehingga membuat jumlah pengungsi juga bertambah.

Kondisi tersebut mengundang simpati para sukarelawan hingga makin hari jumlah mereka pun makin banyak pula. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para pengungsi, sukarelawan gabungan dan petugas penanggulangan bencana, dipenuhi dari dapur umum.

''Setiap hari kami memasak ratusan nasi bungkus. Sejauh ini setiap hari jumlah yang dibuat terus bertambah. Jika pada hari Sabtu (26/3) sehari membuat 840 nasi bungkus plus lauk, maka pada Minggu (27/3) sudah bertambah,'' ujar Koordinator Dapur Umum PMI Banjarnegara, Tyari Puspaningrum di balai desa Talunamba, kemarin.

Untuk pagi hari saja, kemarin tim dapur umum PMI sudah membuat 500 nasi bungkus. Pembagian langsung dilakukan tim distribusi bersama sukarelawan lainnya.

Kepala Markas PMI Banjarnegara, Edi Purwanto, menambahkan jumlah personel dapur umum sepuluh orang ditambah dari bagian lainnya hingga berkekuatan minimal 15 orang setiap kali masak. Bantuan tenaga meracik dan memasak dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan pihak lain.

Logistik dipenuhi dari BPBD sehingga setiap saat bisa dilakukan penambahan bila kebutuhan menipis. Bantuan dari berbagai pihak atau para donatur juga sudah mulai mengalir. Baik dari perusahaan, komunitas maupun perorangan. Ada yang disalurkan melalui dapur umum namun ada juga yang disalurkan sendiri ke korban bencana melalui pemerintah desa.

''Untuk menu kami usahakan bervariasi atau berganti-ganti setiap hari. Tujuannya supaya pengungsi tidak bosan dan tetap berselera untuk menyantap jatah dari dapur umum,'' ujar Edy.

Distribusi nasi bungkus dilakukan menggunakan mobil ambulans hingga posko aju di Clapar. Selanjutnya, nasi bungkus dan air mineral itu dibawa sukarelawan menyusuri jalan alternatif melalui hutan pinus dan kebun salak hingga posko pengungsian dan sukarelawan di permukiman Clapar bagian atas.

''Jalur yang biasa dilalui sudah tidak aman lagi karena tanah retak dan ambles antara satu hingga dua meter sehingga harus memutar melalui bukit di atas permukiman,'' ungkap Asih, anggota tim distribusi dapur umum PMI Banjarnegara.**Alwan

Posting Komentar

0 Komentar